Fokus kedua, Rencana Bisnis Pendanaan dengan menargetkan akuisisi payroll nasabah lembaga untuk meningkatkan DPK ritel, mengembangkan bisnis wholesale banking untuk sebagai sumber pertumbuhan CASA dan fee based income dan melakukan rekomposisi wholesale funding untuk menurunkan blended cost of fund.
Fokus ketiga, Pengembangan Digital Banking dengan mengembangkan ekosistem perumahan berbasis digital seperti aplikasi BTN Properti, BTN Properti for Developer, Smart Residence, dan eMitra serta meningkatkan transaksi digital melalui launching BTN Mobile.
Baca Juga: Sukseskan Penyelenggaraan Haji, Ini 6 Layanan Kesehatan Kemenkes di PPIH Arab Saudi
Dan fokus keempat adalah Menjadi Enabler dengan melakukan sentralisasi proses back-end untuk meningkatkan efisiensi operasional (cash center, accounting and procurement) dan melanjutkan perbaikan proses perkreditan, terutama di segmen komersial dan UMKM.
“Digitalisasi yang semakin kuat juga menjadi isu strategis bagi Bank BTN dalam mencapai target bisnis di tahun 2023. Pasca pandemi, tren digitalisasi tetap tinggi dengan fokus area pada fleksibilitas, kecepatan dan keamanan,” pungkas Nixon.
Kinerja BTN Syariah Cemerlang
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN (BTN Syariah) juga tumbuh positif pada kuartal I/2023. Laba bersih UUS BTN tersebut tercatat melonjak sekitar 40 persen dari Rp75,41 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp105,15 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Baca Juga: Kemungkinan Pelaksanaan Sholat Ied Berbeda, Ini Pesan Menag Yaqut untuk Pemda
Capaian positif BTN Syariah tersebut didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada kuartal I/2023, pembiayaan syariah tercatat tumbuh 15,52 persen menjadi Rp32,63 triliun dibandingkan akhir Maret 2022 sebesar Rp28,24 triliun. Sementara total DPK yang berhasil dihimpun BTN Syariah sepanjang kuartal I/2023 mencapai Rp35,63 triliun tumbuh 27,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp27,99 triliun. Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 24,53 persen menjadi Rp46,52 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp37,35 triliun.***