AYOPONTIANAK.COM - Dengan tekad yang kuat untuk terus bertransformasi dalam ranah digital, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah menunjukkan komitmennya dengan penuh semangat. BRI memberikan sambutan positif terhadap rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang saat ini tengah mempersiapkan penyusunan Rancangan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan mengenai Penilaian Tingkat Maturitas Digital Bank Umum (RSEOJK DMAB).
Aturan ini bertujuan untuk memperkuat berbagai aspek penting dalam pelaksanaan teknologi informasi oleh bank umum. Respons positif terhadap inisiatif ini datang dari Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha. Ia mengungkapkan bahwa aturan yang diusulkan dapat berfungsi sebagai alat pengendali yang sangat berguna bagi bank dalam melaksanakan proses transformasi digital mereka.
“BRI adalah salah satu bank yang mendapat kesempatan pertama dalam melakukan piloting pengukuran menggunakan rancangan digital maturity OJK. Secara garis besar, inisiatif ini adalah upaya yang sangat baik dari OJK untuk mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas digital dari perbankan”, ungkap Arga.
Items yang diukur pun, menurutnya, komprehensif dan mendalam sehingga bermanfaat sebagai guideline untuk industri perbankan. “Kami cukup familiar dengan assessment semacam ini, baik itu yang mengukur digital maturity atau yang lebih spesifik IT maturity”, tambahnya.
Selama ini, BRI telah melakukan engagement bersama pihak-pihak eksternal yang independen dengan menggunakan global frameworks. Selain itu, di tahun 2022 lalu, BRI telah menjalani proses readiness assessment INDI 4.0 yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian dengan hasil sangat memuaskan.
Sejalan dengan itu, BRI juga menyiapkan pedoman internal serta internal assessment tool yang dapat digunakan oleh BRI Group, tak terkecuali perusahaan anak. Hal ini diperlukan dalam mengantisipasi bahwa pengukuran akan dilakukan setiap tahun di dalam rancangan ketentuan tersebut. Di samping itu, sebagai bagian dari assessment tool, hal ini menjadi tracking system yang memastikan bahwa setiap gap yang ditemukan dapat di-address secara langsung.
BRI telah memiliki rencana matang dengan beberapa fokus utama untuk melakukan transformasi digital yang tertuang dalam BRIVolution 2.0. Pertama, dengan berupaya meningkatkan resiliensi. Arga mencontohkan saat dunia diterpa pandemi Covid-19 mengakibatkan disrupsi yang sangat luas secara tiba-tiba. Alhasil, digitalisasi dipacu sedemikian cepat di berbagai bidang tak terkecuali perbankan dan BRI berhasil melampaui masa sulit tersebut melalui transformasi digital yang telah dimulainya lebih awal.
Selain itu, BRI juga ingin fokus kepada open banking. Konsep ini adalah salah satu terobosan baru di bidang perbankan. Tujuannya untuk mampu mendorong transaksi dan layanan keuangan menjadi lebih aksesibel, mudah, cepat, terintegrasi, dan praktis untuk para nasabahnya. Hal ini dilakukan perbankan dengan membuka jalan untuk membangun kerja sama dengan pihak ketiga untuk memperluas akses tersebut. Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah penguatan artificial intelligence dan machine learning agar BRI semakin mampu mengelola data nasabah yang begitu besar untuk memberikan manfaat dan value.
Artikel Terkait
BRI Fellowship Journalism 2023: Ajang Pengembangan Kompetensi Jurnalis
BRI Semakin Dekat dengan UMKM untuk Tingkatkan Perekonomian
BRI dan BRI-MI Luncurkan Reksadana Index di Indonesia Berbasis ESG