PONTIANAKBARAT,AYOPONTIANAK.COM– Langkah unik dilakukan Kelurahan Pal Lima, Kecamatan Pontianak Barat untuk menurunkan angka stunting pada balita. Yakni dengan memanfaatkan daun kelor.
Meski sekilas terasa aneh, namun cara ini ternyata cukup efektif untuk menurunkan angka stunting di kelurahan tersebut, dimana hanya dalam kurun waktu satu tahun jumlah balita yang menderita stunting bisa turun hingga 50 persen.
“Tahun 2020 angka stunting Kelurahan Pal Lima tercatat sebesar 14 persen. Kemudian pada 2021 stunting di wilayah kelurahan itu berhasil ditekan menjadi hanya tujuh persen,” ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak, Multi Juto Bhatarendro.
Baca Juga: 2 Direksi Wanita bank bjb Masuk TOP 100 Most Outstanding Women 2022
Adapun pemanfaatan daun kelor yang dimaksud, Multi memaparkan yakni dengan mengolah daun kelor menjadi bahan makanan untuk diberikan kepada anak-anak. Salah satunya menyulap tanaman yang memiliki nama latin Moringa ini menjadi bubur atau agar-agar.
"Daun kelor ini cepat tumbuhnya, tinggal diambil daunnya diseduh dan diolah misalnya menjadi bubur atau agar-agar sebagai asupan makanan bagi anak-anak," kata dia.
Bukan rahasia lagi jika daun kelor memiliki segudang manfaat bagi kesehatan karena memiliki kandungan mineral dan vitamin. Bahkan, kalium yang ada pada daun kelor tujuh kali lipat lebih tinggi dibandingkan buah pisang. Sehingga tak heran jika tanaman kelor sering dijuluki sebagai tanaman ajaib.
“Jadi inovasi yang dilakukan Kelurahan Pal Lima dinilainya tepat dalam rangka menurunkan angka stunting. Apalagi daun kelor mudah didapat dan ditanam oleh masyarakat,” ujarnya.
Terkait asal mula penggunaan daun kelor sebagai solusi menurunkan angka stunting, Multi menuturkan hal tersebut berawal dari salah satu RW di Kelurahan Pal Lima Kecamatan Pontianak Barat yang memunculkan inovasi yang mana setiap rumah menanam daun kelor sehingga stok daun kelor pun melimpah.
Kemudian mulai dipikirkan bagaimana memanfaatkan daun kelor yang melimpah, dan akhirnya ditemukan cara mengolahnya menjadi beragam makanan, salah satunya untuk balita.
Baca Juga: Launching New Experience DIGI by bank bjb Menuju Superapps Dengan Fitur Baru Dan DIGI Loan
“Daun kelor yang diolah menjadi bahan makanan diyakini mampu menurunkan angka stunting di kelurahan tersebut karena kandungan gizi yang terdapat di dalamnya,” ucap Multi.
Ia menilai makanan menjadi salah satu pendekatan yang bisa dilakukan untuk percepatan penurunan stunting dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar. Meskipun menurutnya memang masih banyak faktor lain yang juga bisa mempercepat penurunan stunting.
Artikel Terkait
Agung Laksono Hadiri Sosialisasi Stunting DPR dan BKKBN
Perbaiki Tata Kota, Pemkot Pontianak Upayakan Penataan Trotoar Lebih Humanis
Hanya Dapat Kuota 16 Persen dari Pusat, Pemkot Pontianak Upayakan Penambahan Kuota BPJS PBI
Jelang Bulan Imunisasi Anak Nasional, Pemkot Pontianak Targetkan 80 Persen Anak Sudah Diimunisasi Lengkap
Dimulai Besok, Pontianak dan Semarang Masuk Survei Kajian Kota Layak Huni dari ADB