PONTIANAKTIMUR,AYOPONTIANAK.COM– Suasana malam di tepian Sungai Kapuas menjelang Lebaran semakin meriah dengan suara dentuman yang menggelegar. Dan setiap kali suara menggelegar terdengar, selalu berhasil menarik perhatian para pengendara yang tengah melintas di Jembatan Kapuas I.
Suara menggelegar tersebut tak lain berasal dari benda yang berjajar di sepanjang tepian Sungai Kapuas yang biasa dikenal dengan nama meriam karbit. Ya, meski tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak kembali tak menggelar Festival Meriam Karbit karena mempertimbangkan masih dalam kondisi Pandemi Covid-19, namun masyarakat tak dilarang untuk memainkan permainan tradisional yang biasanya digelar menjelang Lebaran itu.
Chandra (33) salah satunya. Saat ditemui di tepian Sungai Kapuas Tambelan Sampit tempat kelompoknya memainkan meriam karbit, Rabu 27 April 2022 malam, ia tanpa takut menyulut meriam karbit.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Pontianak 28 April 2022: Waspadai Hujan Petir di Siang Hari
Dengan membawa api obor menuju satu di antara kayu yang berjejer di tepian sungai yang berada tak jauh di bawah Jembatan Kapuas I. Pria itu langsung menyulut lubang kecil yang ada di tubuh kayu bulat tersebut dan diikuti bunyi menggelegar.
Di sisi lain, ada sejumlah pria yang juga sibuk menyiapkan meriam karbit. Ada yang mengambil air, ada pula yang berada di ujung moncong kayu berdiameter cukup besar sambil menutup lubang yang mengarah ke sungai dengan lembaran kertas koran. Kemudian yang lainnya memasukkan karbit yang sudah dipecah seukuran kerikil kecil.
Memang, butuh nyali yang tak kecil untuk memainkan meriam karbit. Namun hal tersebut menjadi hal yang biasa bagi warga Tambelan Sampit. Pasalnya, bermain meriam karbit sudah menjadi bagian kehidupan warga sekitar tepian Sungai Kapuas terutama saat menyambut lebaran.
Baca Juga: Disamarkan Jadi Paket Makanan, Upaya Penyelundupan 10 Ekor Biawak Tanpa Telinga Berhasil Digagalkan
"Pada tahun ini kami menyiapkan tujuh meriam karbit untuk dimainkan menyambut lebaran," katanya saat ditemui di
Meriam karbit sendiri merupakan meriam raksasa yang terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50 - 70 centimeter dan panjang kisaran 5 hingga 6 meter.
Chandra menceritakan bagaimana awal proses pembuatan meriam karbit hingga cara memainkannya. Kata dia, untuk menghasilkan sebuah meriam, setidaknya dibutuhkan tiga sampai empat hari hingga siap untuk dimainkan atau dibunyikan. Agar tidak dikejar waktu, meriam-meriam itu sudah mereka kerjakan jauh sebelum bulan puasa.
Baca Juga: Nekat Buka Saat Ramadhan, Satu Tempat Hiburan Malam di Pontianak Disegel Satpol PP
"Supaya terlihat menarik dan indah, meriam-meriam ini kami hiasi dengan cat berwarna-warni," ungkapnya.
Dentuman meriam yang menggelegar itu dihasilkan dari karbit sebagai bahan bakarnya. Menurut Chandra, karbit yang dipersiapkan pada permainan meriam tahun ini sebanyak 150 sampai 200 kilogram. Untuk menghasilkan bunyi yang besar, idealnya sebuah meriam membutuhkan bahan bakar karbit sebanyak seperempat kilogram karbit.
Artikel Terkait
Pandemi Covid-19 Mereda, Pemerintah Perbolehkan Mudik Lebaran Tahun Ini
Hindari Kerumunan, Pemkot Pontianak Tak Gelar Festival Meriam Karbit Tahun Ini
Bantu Masyarakat Penuhi Kebutuhan Jelang Lebaran, Pemkot Pontianak Gelar Operasi Pasar di Enam Kecamatan
Dirikan 3 Jenis Pos untuk Pengamanan Lebaran, Polda Kalbar Terjunkan 800 Personel